Jumat, 06 Juli 2012

sudut pesona

Di dalam hati ada sudut
Ruang asmara dan pesona
Dngan cinta hilang kusut
bunga wangi kan slimuti dada

Lagu santun lagu abadi
... Kisah tentang kekasih hati
Di laman hati sendiri
Menanti sang pujaan hati

Malam ini kekasihku
Hamba datang kepadamu
Yang ku bawa hanya cintamu
Cendramata indah darimu

Sambutlah cintaku
yang indah padaku hanya itu
Obat kepedìhan dunia
Atas kemurkaan durjana

Puja-ku tak pernah sempurna
Puji-ku pun tak menembus rasa
Semua tak mampu gapaimu
Tiada guna tanpa rahmatmu

setitik debu

Aku hanya setitik debu
Di lautan diriku brada
Lebur itu yang ku tunggu
Hilang dalam asinya- 

Mungkin ku terbuai
Mungkin aku terlena
Aku gelap oleh cahayany

Biar kunikmati kerinduanku
Biar ku lemparkan diriku
Saat api cinta membara

Maafkan aku yang tak bisa
Menjdi api tanpa abu
Dan siang tanpa gelapnya

tabir pesona

kini bintang tenggelam di peraduan,indahpun
menyingsing dari pandanganku,ku hanya terdiam
pemandang tinggi berjuta bintang.tetapi bintang
pilhanku tenggelam menyambut pagi tanpaku..dan
berdiam tanpa cahaya.berbaring dalm mimpi
menanti mentari pagi..


Tdurlah malamku
mentari tlah menanti
terbenamlah bintangku
moga pagi ndah hampiri..

tabir pesona yg melekat di hatiku,ku
hanya terdiam bersama indahmu,seribu cahaya
menyatu sribu warna berpelangi..janganlah hati
merana,hiasi hati dari syair pujangga yang hina.


Malam past kan padam
gelap pasti kan sirna
hati jangan di bawa diam
mari menari dalam nyian kata..


Oh rembulan yg bersinar d wakt malam.
Yg melepaskan malam dalam kepiluan.
Hadirlah bwa indah pesona
sirami hati yang merana

Ku tak mampu usir sepi tanpamu
Malam kan indah dngan hadirmu
Wahai purnam sambutlah aku
Yang menantimu


Malam kan ceria merona
Bintang kan menari-nari
Karna ku kini hadir purnama
Kau lebur malam dalm pesona


Biarlah malam lupa diri
Pesonamu kini tabiri
Malam kan berarti
Indahmu tiada lelah ku pandangi


Indahmu tlah terpatri
Purnama kau tak kan terganti
Tranggmu indah hadiri
Yang lebur dalam hatiku kini


Malam tak berarti
Purnama tlah mengganti
Indahmu tlah menyatu
Dalam hati sanubari ku

Minggu, 17 Juni 2012

syair wanita dan ibuku

wanita sangat mulia bagiku adanya..
walo dari rusuk ku ia tercipta mulanya...
aku wajib menghargai nya karna aku lahir dari kaumnya...

biar wanita biar lemah badanya..
biar daya tak serupa dngan pria...
tp wanita punya kuasa atas lebihnya,
bnyak pemimpin yang lahir dari rahimnya.


Aku rindu ibu.....

Hanya doaku untuk mu ibu...
Lahir dari relung hatiku...
Ibu Yg telah menjaga ku...
Yang Tiada lelah menyayangi ku...
Sujud hormatku Dari anak mu... Ibu..
anakmu blm mampu membangun surga  untkmu...
Ku blum bisa balas jasa mulia mu ibu...

Ibuuu..
Maaf kan salahku semua..
maaf kupinta darimu slamnya...
yang dulu hangat pelukmu ku rasa...
moga allah merohmatimu slalu dan slamanya...

ibu lautan kasihmu luas...
cintamu tiada terbatas...
ku tak kan mampu membalas...
atas smu yg kau beri dengan iklas...

restuilah anak mu .......
maafkan salah ku .
doaku untk mu .......
dari yg merindu mu

ibu.........
tiada terblas jasamu.
Moga sorgaku untkmu.
tiadalah daya tanpa korbanmu.
tiada kuasa tanpa darah mu.

Ibu yg ku syang slalu.
darahmu mengalir padaku.
asi mu yg putih jadi batinku.
tiada terbalas cintamu..


ibu...mulia hatimu

Sabtu, 09 Juni 2012

Syair kau yang meninggal kan ku

Teramatkah Bencimu Padaku..
Hingga Sapaku Tiada Sambutmu..
Begitu Dalamkah Bencimu...
Hingga Tuturku Tiada Balas Mu.,


Biarkan Smua Terjadi..
Walo Tiada Rela DI Hati..
Karna Darimu KU Temukan Arti..
Walo Ku Kini Tiada Berarti Lagi..


Tak Ku Sangka Terjadi..
Pada Kisah Yang ku Alami..
Trasa Indah Ku Jalani..
Namun Kini Tlah Pergi..


Apakah Ini Arti Cintamu..
Yang Kau Smai DI Hatiku Dulu..
Bukanlah Mawarmu Untuk Ku...
Tapi Duri Yang Menyayat Jantungku..


Kan Ku Relakan.
Smua Kan ku Tinggal Kan..
Walo Hath Tetap Merindukan..
Akan Senyum Yang Kau Berikan.


Hati Slalu Ku Bohongi..
Bìla Mencari Hadirmu Lagi..
Hati Kan Tetap Menanti Nanti..
Walo Kini Kau Telah Pergi...


Terbanglah Lah Dengan Maumu..
Hilang Lah Dengan Cintamu..
Biar Ku Sendiri Membalut Luka Hatiku..
Yang Mencari Cinta Yang Kau Beri Pada Hatiku.


Kini Ku Sendiri Sepi..
Berdiam Dalam Hati..
Hati Yang Pernah Kau Sakiti..
Sakit Itu Tak Mau Pergi..


Kemana Harus Ku Pergi..
Tuk Mencari Penyembuh Hati..
Yang Mengerti Drita Ini..
Yang Dekap Hangat Tulus Hati.


Ku Ketuk Sribu Pintu..
Ku Harap Ada Dirimu..
Dirimu Yang Ku Cinta Dahulu..
Yang Indah Ku Rasa Itu...


Korbanku Tak Cukupkah Padamu..
Kasih Ku Kurang Tuluskah Padamu..
Hingga Kini Ku Tetap Menunggu Mu...
Harap Cinta Itu Tetap Untuk Ku..

Wahay kekashku..
hatiku merindu..
Memang merindu..
Merindu akan mu..

Syair ampunan dan cahaya

ya robby ampunkanlah dosa kami
dosa yang kami jalani
yang kami lakukan sepanjang hari


hari-hari ku berlumur dosa
hati gelap pnuh noda
bagai mana cara mensucikanya


ku tak mampu berbuat
dayaku tak mampu
ku hanya berserah padamu


ku menadah kan tangan
darimu cahaya ku harapkan
moga hidayah kau berikan


kunanti maghfiroh mu
ampunan dngan kasihmu
aku yang sendiri menantimu


ku harus melangkah kmana
tanpa cahyamu ku buta
hati merana dan terseksa


Tunjukilah kami jalan
Jalan Penuh nikmat tidak di murkai
Padamu darimu smua terjadi

Laahaula walaa quwata illa billah.

Kamis, 07 Juni 2012

Syair mengenal diri

A K U

Kalau engkau mengatakan aku
Artinya engkau dengan Badan diri
Kalau aku menyebut aku
Maka adalah itu aku sendiri

Aku adalah engkau
Akan tetapi engkau bukan aku
Kita adalah dua
Walaupun satu tiada kenyataannya

Dirimu adalah diriku
Badanmu adalah Badan ku
Aku ada padamu


A K U
Mana Jalanku?

Aku melihat orang berjalan
Dalam pada itu aku pun berjalan
Jalan orang jalan nyata
Jalan ku tidak nyata

Ku lihat orang berjalan di jalannya
Aku pun ikut berjalan besertanya
Dia sampai ditujuannya
Tetapi aku di situ ke situ juga

Manakah yang benar
Jalan orangkah atau jalanku
Kedua duanya benar
Kerana kedua duanya perlu

Bagi orang, jalan ku gelap
Bahkan aku di anggap barang mati
Bagi ku jalan ku tidak gelap
Hanya orang yang tak mau mengerti

Bagiku jalan orang jalan nyata
Jalanku jalan tidak nyata
Satu sama lain berbeda
Jalan aku dan jalannya

Orang berjalan di jalanraya
Jalan bikinan tangan manusia
Naik mobil, kereta api, kapal laut dan udara
Bagiku itu namanya menumpang dijalannya

Namun aku, walau dimana saja
Di lautan, di daratan
Dan di udara
Namun jalanku tidak ku lupakan


Dia dan aku

Dia berjalan aku pun berjalan
Kami bertemu di perjalanan
Sama sama berjalan
tetapi berlainan arah tujuan

Dia di kiri aku di kanan
Dia di luar aku di dalam
Dia berhenti aku pun berhenti berjalan
Seiring bertukar jalan.

Dia ingin hendak menemui aku
Di perjalanan kami bertemu
Dalam berjalan dia melihat aku
Di waktu dia berhenti maka hilang lah aku

Wahai insan yang hendak mencari aku
Aku selalu berada besertamu
Aku jauh dalam tangkapan mu
Pada hal aku sangat dekan padamu


Engkau dan Aku

Kalau engkau hendak menemui aku
Turutilah jalan ku jangan jalanmu
Jalanmu jalan nyata
Jalan ku jalan rasa

Berjalanlah engkau pada jalanmu
Dan aku akan berjalan pula pada jalanku
Ushakan kita sejalan, engkau dan aku
Supaya tercapai yang di tuju

Kalau engkau mengatakan kita sejalan
Engkau harus dapat membuktikan
Bukti yang dimaksudkan
Ialah kesanggupan untuk menurutkan.

Engkau mempunyai keinginan
Aku mempunyai kesanggupan
Engkau di luar aku di dalam
Tempat mu di kiri aku di kanan

Berjalanlah engkau pada jalanmu
Untuk menjumpai aku lebih dahulu
Dalam perjalanan kita bertemu
Engkau dan aku

Aku yang engkau jumpai diperjalanan
Tidak akan engkau perdapat, kalau engkau tak bukar haluan
Kerana disaat itu aku keluar engkau ke dalam
Dan untuk mendapat aku, jalanku yang akan di turutkan

Berjalan pada jalanku
Berarti engkau besertaku
Dengan jalan itu engkau akan dapat mengenal aku
Aku yang selama ini terahsia bagi mu.


Engkau – Dia – dan Aku

Dia dan engkau bukan lah aku
Engkau dan dia sama bagiku
Sama sama hidup beserta aku
Yang selalu mendampingi ku

Satu di kiri satu di kanan
Masing masing melakukan tugas kewajipan
Biar siang atau pun malam
Selagi Hayat dikandung badan

Engkau yang selalu kekurangan
Berdampingan dengan dia yang berkelebihan
Dengan aku sebagai perantaraan
Untuk cukup mencukupkan

Engkau adalah tangan kiriku
Dia adalah tangan kananku
Aku adalah otakmu
Yang merencanakan segala sesuatu

Engkau pelaksana
Dia tenaga
Aku perencana
Satu sama lain kerjasama


Engkau – Dia – Aku dan Saya

Padaku ada engkau dan dia
Padamua ada aku dan saya
Aku engkau dan dia
Tinggal bersama saya

Saya adalah seorang manusia
Aku terkandung dalamnya
Dia adalah seorang hamba
Hamba si pengembara

Maka adalah saya
Terdiri dari engkau aku dan dia
Satu, tetapi sebenarnya tiga
Kalau dipelajari sampai ke dalamnya

Begitulah pemecahanku
Mempelajari akan keadaanku
Pemecahan yang menghadilkan pemisahan
Antara diri dan badan


Pemecahanku

Dalam perjalanan ku untuk mengenal diri
Aku melakukan pemecahan sendiri
Dengan tidak menghiraukan petang dan pagi
Asal tercapai maksud di hati

Maksud hati hendak mencari diri
Diri yang berdiri sendiri
Yang amat erat hubungan dengan peribadi
Yang orang mengatakan nya “suci”

Telah lama aku berjalan

Syair purnama yang sempurna

Oh purnama yang sinarmu terpancar terang,.yang
murni indah d pandangi wakt malam... janganlah
redupkan sinarmu ku yang terdiam yang kini
menanti sinarmu..kan ku usir awan yang
mengitam,biar sinarmu tiada kelam.indah slalu
mengagumkan..kan ku bwa sejuta bintang yang
kan menghbur..yang gemerlap berjuta
menghiasimu..


Oh purnama yang sempurna
Cahyamu indah ber sumara
Ku terpana terpesona
Ku terdiam hati mendamba


Bintang gemerlip berjuta
Melambai hati menggoda
Sinarmu tiada dua indahnya
Ku tuju satu rasa kau pesona


Ku hanya malam suram
indah ku bila purnama temani
Purnama kau kan terbenam
Bila malam tiada hadiri

Syair Bumi dan bulan serta mentari

Bumi dan bulan tiada bercahaya
Menteri diam menyinari Kedua nya
Rembulan indah meminjam cahaya nya..

Malam mencari purnama
Rembulan sepenggal temui
Hati merana Badan kan Merasai


Mentari bersinar di ufuk hatiku
Malam tenggelam kan wujudku
Mentari datang nampak kan diriku


Kicau burung bernyanyi mesra
Mentari menyapa sang bumi
Mentari datang rembulan tiada arti


Mentari hangat kan bumi
Bersinar hidup tanpa henti
Bumi dan rembulan tiada mengenali


Bumi dan bulan meminjam cahaya nya
Bumi dan rembulan tiada bersinar sendiri nya
Hati dan pikiran dalam kesadaran diri Nya

Bumi kemana mencari arti
Rembulan tanpa malam tiada temui
Mentari tanpa rembulan dan bumi tiada di kenali

Syair purnama yang sempurna

Oh purnama yang sinarmu terpancar terang,.yang murni indah d pandangi wakt malam... janganlah redupkan sinarmu ku yang terdiam yang kini menanti sinarmu..kan ku urir awan yang mengitam,biar sinarmu tiada kelam.indah slalu mengagumkan..kan ku bwa sejuta bintang yang kan menghbur..yang gemerlap berjuta menghiasimu..

Oh purnama yang sempurna
Cahyamu indah ber sumara
Ku terpana terpesona
Ku terdiam hati mendamba

Bintang gemerlip berjuta
Melambai hati menggoda
Sinarmu tiada dua indahnya
Ku tuju satu rasa kau pesona

Syair berlari dan mencari

Berlari lari mengejar dunia.
Trasa hidup tiada matì,
Dosa noda tiad hìraukany,
Waktu habis maut hampiri.

Hai kawan ap yg kau cari,
Dalam hidp rakus hewani,
Kau tumpuk hart lupa beri
Dalam kubur ular menjadi.

Dunia ladang aherat
Kita tanam biji iman,
Kita siram kita rawat
Buah iman surga bertaman.

Dunia adalh sarana
Ada jaln mencari pahala
Surga mulia sebgai gant niat usaha
Kita tukar tuk wajh indah NYA

Syair mantra dan dupa

Awan mendung yang berarak
Bawa tangis bwa resah
Dalam rindu hati yang Gelisah,.

Banyak kata dan kalimat.
Membeku tak terucap.
Dalam dinginya malam yang pekat...


Angin bertiup tanpa henti.
Perih sedih dalam hati.
Resah pedih tak terobati....


Banyak senyum yang terlewati.
Resah hati tak mengerti.
Akan peluh yang tak henti...

Ucap mantra yang tajam
Tikam musuh yang bersembunyi
yang Berdiam-diam Meracuni..

Terucap mantra yang halus
Terukir kata yang mengiris
Setajam pedang dan keris..

Ku tebar wangi bunga
Kubakar harum dupa
Dalam semadi dalam mantra..

Wangi pnuhi ruang hati
Terbang dalam sunyi
Ku branjak menapaki diri


Dupa harum terbakar
Diriku terbang dan hilang
Yang tersisa hanya abu hitam..

Syair pengemis

Ku ketuk hati mu dengan salam,
Tiada bersambut hanya diam,
Tiga kali salam ku lontarkan,
Ku kan pergi jauh tinggalkan.

Pintumu tiada terkunci,
Maka ku ingn hampiri,
Makst hendak hampiri,
....?...yAng sedang sendiri.

Fakir ini emang hina dina,
Compang camping bajunya,
Wajah kusut kusam rupanya,
Diada tempat berteduh untk badanya,

Baju satu kering di badan,
Mengais sisa makan d tepi jalan,
Itlah hamba yg sedang berjalan,
Jalan nya sulit penuh kesabaran,

Hay seorang raja yg bertahta,
Yg duduk bermegah harta,
Yg berdiam mrasa bangga,
Akan harta yg dia punya,

Harta itu jadi api ular neraka,
Bila tiada kau nafkahkan di jalanya,
Si fakir tiada meminta bagi dirinya,
karna yakin akan janji tuhan nya,

Hari-hari kami serasa puasa,
Dunia adalah penjara bagi yg bertaqwa,
Janji tuhan itu pasti nyata,
Hari raya nanti bercanda ria dngan robbnya.